Teknologi Jaringan Cloud Computing
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (IT) mengalami
perkembangan yang sangat pesat, terlebih kearah pencapaian kemudahan dan kenyamanan pemakaian
teknologi yang luar biasa, sehingga kegiatan sehari-hari yang dianggap tidak mungkin selesai dengan cepat,
dapat dikerjakan dalam waktu singkat. Banyak teknologi informasi dan komunikasi
saat ini digunakan dan dibicarakan dalam dunia IT.Salah satu topik terhangat
Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini adalah Cloud Computing.
Meski masih terdengar
asing bagi sebagian kalangan, cloud
computing diyakini akan banyak diadopsi dan menjadi masa depan dunia IT.
Solusi cloud computing dinilai
menawarkan berbagai kemudahan. Misalnya, memungkinkan karyawan bekerja di mana
saja karena data disimpan di awan. Dan pengguna hanya tinggal memakainya dengan
membayar biaya langganan. Komputasi awan atau cloud computing mengubah segalanya. Mulai dari cara layanan IT
diantarkan, sampai caranya dipakai dalam sebuah organisasi. Tanpa keraguan,
Asia Pasifik bergerak cepat merangkul arsitektur baru ini. Cloud computing
sendiri bisa dibilang salah satu fenomena paling menarik dalam industri IT dua
dekade terakhir. Namun ini juga gebrakan yang paling mengganggu, melebihi
migrasi dari mainframe ke aplikasi client/server.
Teknologi cloud computing ini merupakan salah satu
pengembangan dari teknologi virtualisasi yang mendukung sebuah mesin komputer
tunggal untuk membentuk duplikasi mesin secara virtual yang dapat berfungsi
sebagai mesin fisik. Salah satu jenis layanan cloud computing adalah Infrastructure
As a Service yang didalamnya terdapat layanan penyediaan inrastruktur hardware, seperti CPU virtual yang berisi RAM atau memory, processor dan disk storage, serta switch virtual. Dengan layanan infrastruktur tersebut maka dapat
dikembangkan menjadi sebuah sistem cloud
computing untuk penyediaan Web Server
karena dapat menghasilkan beberapa web
server virtual sesuai dengan kebutuhan serta menghemat biaya penyediaan device. Untuk platform pembangunan cloud
computing, digunakan Eucalyptus,
karena dari segi arsitektur sistem yang dimiliki, Eucalyptus dapat digunakan untuk area private maupun public dan
mendukung client untuk memodifikasi web server virtual serta memiliki
struktur yang elastis yang menghubungkan server cloud dengan client
Menurut lembaga riset
Forrester, 52% organisasi di Asia Pasifik di luar Jepang (APEJ) saat ini sudah
menggunakan atau secara aktif merencanakan inisiatif awan. Sementara, Gartner
menggambarkan komputasi awan sebagai sebuah gaya komputasi dimana kemampuan IT-
enabled skalabel dan elastis
diantarkan sebagai sebuah layanan bagi para kustomer eksternal melalui
internet. Dalam survei yang dilakukan oleh Symantec bersama dengan ReRez
Research dengan koresponden perusahaan di 29 negara termasuk Indonesia,
terungkap bahwa pengetahuan tentang cloud
computing di kalangan korporasi meningkat. Di Indonesia, menurut survei
tersebut, sudah 100% organisasi paling tidak sudah membicarakan atau
mendiskusikan mengenai cloud computing.
Sebagai satu trend
teknologi yang masih terus dikembangkan dalam penelitian oleh para praktisi ICT
sampai saat ini, teknologi cloud
computing dihadirkan sebagai upaya untuk memungkinkan akses sumber daya dan
aplikasi dari mana saja melalui jaringan internet, sehingga keterbatasan
pemanfaatan infrastruktur ICT yang sebelumnya ada dapat diatasi. Dalam kata
lain cloud computing bisa berarti
akses fasilitas komputer secara bersama- sama melalui internet dari berbagai
lokasi. Sebagai contoh, sebuah Bank besar menggunakan cloud computing untuk operasional transaksi online, dan secara tidak disadari sebagian dari kita sebenarnya
telah menggunakan fasilitas cloud
computing dalam bentuk email dan World
Wide Web (WWW).
NIST (National
Institute of Standards and Technology)
mendefiniskan Cloud Computing sebagai
“sebuah model untuk kenyamanan, akses jaringan on-demand untuk menyatukan pengaturan konfigurasi sumber daya
komputasi (seperti, jaringan, server, media penyimpanan, aplikasi, dan layanan)
yang dapat dengan cepat ditetapkan dan dirilis dengan usaha manajemen yang
minimal atau interaksi dengan penyedia layanan. Cloud computing menawarkan peluang dan tantangan baru bagi praktisi
ICT.
Di beberapa kasus,
keahlian yang dimiliki praktisi ICT dapat langsung digunakan dalam penerapan teknologi cloud, dan dalam beberapa kasus yang
lain perlu di dikembangkan. Dituntut peningkatkan kemampuan beradaptasi sesuai
standar di lingkungan cloud computing.
Beberapa perusahaan besar telah mengeksplorasi teknologi cloud computing untuk dijadikan bisnis seperti Microsoft, IBM,
Google dan Amazon dengan menginvestasikan jutaan dolar untuk hal tersebut.
Perusahaan tersebut menawarkan layanan cloud,
sehingga sebagian besar tugas pemantauan, konfigurasi, integrasi, pembelian
infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak tidak lagi dibutuhkan karena
akan ditangani oleh penyedia cloud.
Dengan cloud computing, tidak ada
lagi koneksi point-to-point antara
pengguna dan infrastruktur komputasi. Saat ini masih terdapat kekhawatiran bagi
administrator ICT di perusahaan atau organisasi untuk menerapkan cloud computing pada perusahaan mereka,
hal tersebut didasari kekhawatiran akan kehilangan kontrol atas data perusahaan
mereka. Ini terjadi karena media penyimpanan data perusahaan tersimpan di
penyedia layanan cloud computing.
Masalah lainnya adalah mengenai Interoperabilitas dan keamanan penggunaan
teknologi cloud computing.
1.2.
Identifikasi Masalah
Pada tulisan ini, akan penulis sampaikan penjelasan
tentang pengertian cloud computing, sedikit tentang sejarah cloud computing, karakteristik,
pengembangan elemen, jenis layanan dan implementasi, model penyebaran / deployment mode serta aspek keamanan
penggunaan Teknologi Jaringan Cloud
Computing.
1.3. Tujuan
Seperti yang telah Penulis jelaskan pada kata pengantar, selain untuk
menambah wawasan pembaca sekalian mengenai Cloud
Computing, pertama tulisan ini ditujukan untuk memenuhi syarat untuk mata
kuliah Jaringan Komputer pada Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Katolik Santo
Thomas Sumatera Utara, Medan.
BAB II. TINJAUAN TEORITIS DAN ISI
2.1. Pengertian Cloud Computing (Komputasi
Awan)
Komputasi awan (bahasa Inggris: cloud
computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis internet
(di awan). Awan (cloud) adalah
metefora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram
jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut,
awan (cloud) dalam cloud computing juga merupakan abstraksi
dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda
komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai
suatu layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet, tanpa mengetahui
apa yang ada didalamnya.
Dikutip dari sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing, komputasi awan adalah suatu paradigma di mana informasi
secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara
di komputer pengguna, termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet,
notebook, dan lain-lain. Teknologi Cloud
Computing dapat didefinisikan secara sederhana sebagai sebuah perusahaan
dengan pusat data yang menyediakan rental Space
Storage. Perusahaan ini hanya menyediakan infrastruktur untuk tempat
penyimpanan data dan aplikasi dari suatu perusahaan.
Menurut Buyya, James & Goscinski (2011). Cloud Computing adalah sebuah model komputasi dimana sumber daya
seperti daya komputasi, penyimpanan, jaringan dan perangkat lunak disediakan
sebagai layanan di internet.
Menurut
Atmoko (2013:3), cloud computing atau komputasi awan adalah sebuah gabungan
pemanfaatan teknologi komputer dengan pengembangannya menggunakan internet
untuk jalur transmisinya.
Menurut A.
Rifai ZA (2010) dalam e-book “Cloud
Computing Strategies” karangan Dimitris N. Chorafas, menjelaskan Cloud Computing sebagai Teknologi On-Demand.
“On-Demand is a generic issue in cloud
computing; cloud computing is a strategic inflection point in information
technology. Not only applications software but also platforms, infrastructure,
and enabling services “
Maksudnya
adalah teknologi Cloud Computing
merupakan teknologi yang berbasiskan pada permintaan dari User (pengguna dapat
berlangganan hanya yang dia butuhkan saja, dan membayar hanya untuk yang mereka
gunakan saja. Misalkan sebuah sebuah internet service provider menyediakan 5
macam pilihan atau paket-paket internet dan user hanya mengambil 1 paket internet maka user hanya
membayar paket yang diambil saja.). Teknologi ini merupakan salah satu titik
perubahan (Inflection Point), tidak
hanya aplikasi perangkat lunak yang berbasiskan Cloud Computing juga meliputi platform,
infrastruktur basis data maupun pelayanan dapat berbasiskan Cloud Computing.
Selain pengertian diatas, dibawah ini ada beberapa definisi Cloud Computing yang dapat membantu kita
untuk mengenal apa itu Cloud Computing:
a. Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan
teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan
berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metefora dari internet,
sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer, awan
(cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur
kompleks yang disembunyikannya. Internet Cloud adalah suatu model komputasi di
mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan,
sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet.
b. Cloud Computing adalah suatu konsep umum yang
mencakup SaaS (Software as a Service),
Web 2.0, dan tren teknologi terbaru
lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap internet
untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna.
c. Cloud computing adalah istilah untuk kegiatan
menyelesaikan suatu proses atau perhitungan melalui internet dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh suatu kumpulan komputer yang saling
terhubung di suatu tempat.
d. Cloud computing adalah teknologi yang
menggunakan internet dan server pusat yang jauh untuk menjaga / mengelola data
dan aplikasi.
e. Cloud Computing secara sederhana dapat
didefinisikan adalah "layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan
atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet". Kata "Cloud" sendiri merujuk kepada
simbol awan yang di dunia IT digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud).
f. Cloud Computing bisa diartikan sebagai suatu
model yang memungkinkan jaringan dapat diakses dengan mudah sesuai kebutuhan di
berbagai lokasi.dimana model ini memungkinkan untuk mengumpulkan sumber daya
komputasi seperti network, server, storage, aplikasi dan services dalam satu
wadah.
Gambar 1. Ilustrasi proses pemodelan Cloud Computing
Gambar 2.Diagram konsep Cloud
Computing
Gambar 3. Struktur Cloud Computing
2.2. Sejarah Perkembangan Teknologi Cloud Computing
Cloud (Awan) adalah suatu istilah yang
dipinjam dari telepon. Sampai tahun 1990-an, sirkuit data (termasuk yang
membawa lalu lintas internet) yang berkabel keras diantara tujuan. Kemudian
perusahaan telepon Long-Haul mulai menawarkan jasa Virtual Private Network (VPN) atau Jaringan Maya Privat untuk komunikasi
data. Perusahaan telepon memungkinkan menyediakan layanan yang berdasarkan VPN
dengan jaminan bandwidth sebagai
sirkuit yang diperbaiki dengan biaya yang lebih murah karena mereka dapat
mengganti lalu lintas untuk menyeimbangkan penggunaan yang mereka lihat cocok.
Sehingga penggunaan jaringan mereka secara keseluruhan lebih efektif. Sebagai
hasil dari penyusunan ini, memungkinkan untuk menentukan dengan cepat dan tepat
jalan mana yang akan dilalui. Simbol cloud
(awan) digunakan untuk menunjukkan tanggung jawab sebuah provider (penyedia
layanan), dan Cloud Computing
(Komputerisasi awan) memperluasnya untuk melindungi server sebaik infrastruktur
jaringannya.
Hal yang mendasari konsep cloud computing berawal pada tahun
1960-an, saat John McCarthy, pakar komputasi MIT yang dikenal juga sebagai
salah satu pionir intelejensi buatan, menyampaikan visi bahwa "suatu hari
nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik--seperti listrik dan
telpon". Namun baru di tahun 1995,
Larry Ellison, pendiri Oracle, memunculkan ide "Network Computing" sebagai kampanye untuk menggugat dominasi
Microsoft yang saat itu merajai desktop
computing dengan Windows 95-nya. Larry Ellison menawarkan ide bahwa
sebetulnya user tidak memerlukan berbagai software, mulai dari Sistem Operasi
dan berbagai software lain, dijejalkan ke dalam PC desktop mereka. PC Desktop
bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung dengan sebuah
server yang menyediakan environment
yang berisi berbagai kebutuhan software yang siap diakses oleh pengguna. Ide "Network
Computing" ini sempat menghangat dengan munculnya beberapa pabrikan
seperti Sun Microsystem dan Novell Netware yang menawarkan Network Computing client sebagai pengganti desktop. Namun akhirnya, gaung Network Computing ini lenyap dengan sendirinya, terutama disebabkan
kualitas jaringan komputer yang saat itu masih belum memadai, sehingga akses NC
(Network Computing) ini menjadi
sangat lambat, sehingga orang-orang akhirnya kembali memilih kenyamanan PC
desktop, seiring dengan semakin murahnya harga PC. Merasakan ketidakpraktisan dengan
program-program web-based, maka kini
diciptakanlah suatu terobosan baru, yaitu Cloud
Computing. Aplikasi yang ada di Cloud
Computing tidak tergantung pada sistem operasi yang digunakan oleh pemakai
(jadi boleh saja memakai Linux, Mac OS, MS Windows, bahkan sistem operasi PDA
atau ponsel).
Yang penting, user dapat mengakses
Internet, menuju ke alamat atau situs tertentu, untuk menjalankan program yang
dia perlukan. Contoh yang paling mudah dijumpai adalah aplikasi Google (di
alamat www.google.com/apps) yang di antaranya terdiri atas organiser (pengelola
data relasi, jadwal atau kalender, dan email) dan aplikasi bisnis (pengolah
kata, pengolah angka, dan program presentasi). Aplikasi tersebut selain gratis,
juga selalu diperbarui oleh pembuatnya. Pemakai tidak perlu membayar apapun,
kecuali kalau membutuhkan fitur-fitur yang lebih bagus. Tonggak selanjutnya
adalah kehadiran konsep ASP (Application
Service Provider) di akhir era 90-an.
Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas jaringan komputer,
memungkinkan akses aplikasi menjadi lebih cepat. Hal ini ditangkap sebagai peluang oleh
sejumlah pemilik data center untuk menawarkan fasilitasnya sebagai tempat “hosting” aplikasi yang dapat diakses
oleh pelanggan melalui jaringan komputer. Dengan demikian pelanggan tidak perlu
investasi di perangkat data center. Hanya saja ASP ini masih bersifat "private", di mana layanan hanya di-customisasi
khusus untuk satu pelanggan tertentu, sementara aplikasi yang di sediakan waktu
itu umumnya masih bersifat client-server.
Kehadiran berbagai teknik baru dalam
pengembangan perangkat lunak di awal abad 21, terutama di area pemrograman
berbasis web disertai peningkatan kapasitas jaringan internet, telah menjadikan
situs-situs internet bukan lagi berisi sekedar informasi statik. Tapi sudah
mulai mengarah ke aplikasi bisnis yang lebih kompleks. Dan seperti sudah
sedikit disinggung sebelumnya, popularitas Cloud
Computing semakin menjulang saat di awal 2000-an, Marc Benioff ex VP di
Oracle, meluncurkan layanan aplikasi CRM dalam bentuk Software as a Service,
Salesforce.com , yang mendapatkan
sambutan luar biasa di dunia Teknologi Informasi. Dengan misinya yang terkenal
yaitu "The End of Software", Benioff bisa dikatakan berhasil
mewujudkan visi bos-nya di Oracle, Larry Elisson, tentang Network Computing menjadi kenyataan satu dekade kemudian. Selanjutnya Cloud Computing bergulir seperti bola salju menyapu dunia teknologi
informasi. Dimulai di tahun 2005, mulai muncul inisiatif yang didorong oleh
nama-nama besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google dengan
Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud Initiative dan lain
sebagainya.
Semua inisiatif ini masih terus
bergerak, dan bentuk Cloud Computing
pun masih terus mencari bentuk terbaiknya, baik dari sisi praktis maupun dari
sisi akademis. Bahkan dari sisi akademis, jurnal-jurnal yang membahas tentang
hal ini baru bermunculan di tiga tahun belakangan. Akhirnya seperti yang kita saksikan sekarang,
seluruh nama-nama besar terlibat dalam pertarungan menguasai “awan” ini. Bahkan pabrikan Dell, pernah
mencoba mempatenkan istilah "Cloud
Computing", namun ditolak oleh otoritas paten Amerika. Walaupun di
luaran perebutan “awan” ini begitu
dasyat, tidak demikian dengan di tanah air Indonesia tercinta ini. Pemain yang
benar-benar mencoba masuk di area ini masih sangat sedikit, bahkan jumlahnya
bisa dibilang belum sebanyak jari sebelah tangan. Salah satu yang cukup serius bermain di area
ini adalah PT Telkom, yang setidaknya saat ini sudah menawarkan dua layanan
aplikasi berbasis Software as a Service. Salah satunya melalui anak usahanya,
“Sigma Cipta Caraka”, yang menawarkan layanan aplikasi core banking bagi bank
kecil-menengah. Kemudian bekerjasama
dengan IBM Indonesia dan mitra bisnisnya, PT Codephile, Telkom menawarkan
layanan e-Office on Demand untuk
kebutuhan kolaborasi / korespondensi di dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Sepinya sambutan dunia teknologi informasi
dalam negeri terhadap Cloud Computing
ini, mungkin disebabkan beberapa faktor, di antaranya:
1. Penetrasi infrastruktur internet yang bisa dibilang masih terbatas.
2. Tingkat kematangan pengguna internet yang masih menjadikan media internet
utamanya sebagai media hiburan atau sosialisasi.
3. Tingginya investasi yang dibutuhkan menyediakan layanan cloud ini, karena harus merupakan
kombinasi antara infrastruktur jaringan, hardware
dan software sekaligus.
Namun demikian, sebagai negara dengan
jumlah penduduk terbesar ke-5 di dunia, yang berarti juga pasar terbesar ke-5
di dunia, para pelaku teknologi informasi dalam negeri harus sesegera mungkin
mempersiapkan diri dalam arti mulai mengembangkan layanan-layanan yang siap di cloud-kan. Sehingga saat gelombang besar
Cloud Computing ini sampai di sini,
tidak hanya pemain asing besar saja yang akan menangguk keuntungan. Tentu saja
peran pemerintah sebagai fasilitator dan regulator sangat diperlukan di sini.
Sampai saat ini paradigm atau pandangan tentang Cloud Computing ini masih berevolusi, dan masih menjadi subyek
perdebatan yang melibatkan akademisi, vendor teknologi informasi, badan
pemerintah, dan pihak-pihak terkait lainnya. Dan untuk memberikan satu common
ground bagi publik, pemerintah Amerika melalui National Institut of Science and Technology (NIST) sebagai bagian
dari Departemen Perdagangan Amerika, telah membuat beberapa rekomendasi standar
tentang berbagai aspek dari Cloud
Computing untuk dijadikan referensi.
Beberapa contoh dari sejarah
membuktikan bahwa telah berkembang konsep pembuatan kerangka kerja komputasi
secara online tersebut sebagai berikut :
· Sebuah portal internet yang memiliki berbagai fasilitas layanan umum mulai
dari surat elektronik (e-mail), forum diskusi sampai dengan penyimpanan dokumen
dengan media penyimpanan yang sangat luas (bahkan ada beberapa yang menyediakan
dalam kapasitas tanpa batas/unlimited storage space), sampai pada mekanisme
berbagi dokumen, layanan blog dsb. Kesemuanya disediakan dalam sebuah tempat.
· Layanan Software as a Service
atau SaaS dari berbagai vendor teknologi informasi terkemuka - mulai dari
layanan pemindaian virus secara online hingga layanan pemindaian spam, dsb.
· Layanan SpeedyWiki ini secara sederhana dapat dirujuk sebagai dasar-dasar
Cloud computing dalam artian fasilitas SpeedyWiki ini dapat diakses dan
dipergunakan secara bersamaan untuk berkolaborasi dalam menyusun dokumentasi
yang sangat kompleks.
· Aplikasi Point of Sale atau POS
pada kasir pasar swalayan dengan metode Terminal
Service juga dapat dikategorikan dasar-dasar Cloud Computing.
2.3. Karakteristik Cloud Computing
Terdapat
Lima karakteristik penting dari cloud
computing, yaitu:
a.
On-demand
self-service.
Konsumen
dapat menentukan kemampuan komputasi secara sepihak, seperti server time dan network storage, secara otomatis sesuai
kebutuhan tanpa memerlukan interaksi manusia dengan masing-masing penyedia
layanan.
b.
Broad
network access.
Kemampuan
yang tersedia melalui jaringan dan diakses melalui mekanisme standar yang
mengenalkan penggunaan berbagai platform (misalnya, telepon selular, tablets,
laptops, dan workstations).
c.
Resource
pooling.
Penyatuan
sumberdaya komputasi yang dimiliki penyedia untuk melayani beberapa konsumen
virtual yang berbeda, ditetapkan secara dinamis dan ditugaskan sesuai dengan
permintaan konsumen. Ada rasa kemandirian lokasi bahwa pelanggan pada umumnya
tidak memiliki kontrol atau pengetahuan atas keberadaan lokasi sumberdaya yang
disediakan, tetapi ada kemungkinan dapat menentukan lokasi di tingkat yang
lebih tinggi (misalnya, negara, negara bagian, atau datacenter). Contoh
sumberdaya termasuk penyimpanan, pemrosesan, memori, bandwidth jaringan, dan
mesin virtual.
d.
Rapid
elasticity.
Kemampuan
dapat ditetapkan dan dirilis secara elastis, dalam beberapa kasus dilakukan
secara otomatis untuk menghitung keluar dan masuk dengan cepat sesuai dengan
permintaan. Untuk konsumen, kemampuan yang tersedia yang sering kali tidak
terbatas dan kuantitasnya dapat disesuaikan setiap saat.
e.
Measured
Service.
Sistem
cloud computing secara otomatis mengawasi dan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya dengan memanfaatkan kemampuan pengukuran (metering) pada beberapa tingkat
yang sesuai dengan jenis layanan (misalnya, penyimpanan, pemrosesan, bandwidth,
dan account pengguna aktif). Penggunaan sumber daya dapat dipantau,
dikendalikan, dan dilaporkan sebagai upaya memberikan transparansi bagi
penyedia dan konsumen dari layanan yang digunakan.
Menurut NIST (National Institute of Standards and Technology), terdapat 5
karakteristik sehingga sistem tersebut disebut Cloud Computing, yaitu:
- Resource
Pooling.
Sumber daya komputasi (storage,
CPU, memory, network bandwidth, dsb.) yang dikumpulkan oleh penyedia layanan
(service provider) untuk memenuhi kebutuhan banyak pelanggan (service
consumers) dengan model multi-tenant. Sumber daya komputasi ini bisa berupa
sumber daya fisik ataupun virtual dan juga bisa dipakai secara dinamis oleh
para pelanggan untuk mencukupi kebutuhannya.
- Broad
Network Access
Kapabilitas layanan dari cloud provider tersedia lewat jaringan
dan bisa diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet,
laptop, workstation, dsb.
- Measured
Service
Tersedia layanan untuk mengoptimasi
dan memonitor layanan yang dipakai secara otomatis. Dengan monitoring sistem
ini, kita bisa melihat berapa resources komputasi yang telah dipakai, seperti: bandwidth , storage, processing, jumlah
pengguna aktif, dsb. Layanan monitoring ini sebagai bentuk transparansi antara cloud providier dan cloud consumer.
- Rapid
Elasticity
Kapabilitas dari layanan cloud provider bisa dipakai oleh cloud consumer secara dinamis
berdasarkan kebutuhan. Cloud consumer
bisa menaikkan atau menurunkan kapasitas layanan. Kapasitas layanan yang
disediakan ini biasanya tidak terbatas, dan service
consumer bisa dengan bebas dan mudah memilih kapasitas yang diinginkan
setiap saat.
- Self
Service
Cloud
Consumer bisa
mengkonfigurasikan secara mandiri layanan yang ingin dipakai melalui sebuah
sistem, tanpa perlu interaksi manusia dengan pihak cloud provider. Konfigurasi layanan yang dipilih ini harus tersedia
segera dan saat itu juga secara otomatis.
Pada dasarnya kelima karakteristik
dari kedua sumber diatas adalah sama, hanya terdapat perbedaan dari penulisan kata
katanya saja dan itu penulis cantumkan sebagai perbandingan untuk lebih memahami
lagi tentang karakteristik daipada Cloud
Computing ini. Kelima karakteristik Cloud
Computing tersebut harus ada di service
provider jika ingin disebut sebagai penyedia layanan Cloud Computing. Salah satu saja dari layanan tersebut idak
terpenuhi, maka penyedia layanan tersebut belum/tidak pantas disebut sebagai cloud provider.
2.4. Pengembangan Elemen pada
Teknologi Cloud Computing
2.4.1. Topologi
Jaringan Cloud Computing
Berbicara tentang sistem cloud computing, akan sangat membantu
bila kita membaginya menjadi dua kelompok, yakni :
-
Front-end
-
Back-end.
Keduanya
terhubung melalui sebuah jaringan (Internet). Front-end terletak pada sisi pengguna atau client. Sementara Back-end
adalah bagian "awan" dalam sistem ini (dalam diagram jaringan
internet kerap digambarkan sebagai awan). Front-end
mencakup komputer (atau jaringan komputer) client,
dan aplikasi yang diperlukan untuk mengakses sistem cloud computing. Tidak semua sistem cloud computing memilikin interface
yang sama. Untuk mengakses layanan Web 2.0 seperti email berbasis web hanya
dibutuhkan web browser biasa, seperti Firefox, Internet Explorer, atau Opera.
Namun, adapula sistem cloud computing
yang memiliki aplikasi sendiri (proprietary)
yang harus diinstall di komputer client.
Sementara itu, pada sisi back-end
dari sistem cloud computing terdapat
beragam komputer, server, dan sistem penyimpanan data, yang kesemuanya
menciptakan "awan" bagi layanan komputasi.
Secara teori, sebuah sistem cloud computing mencakup semua program
komputer yang dapat Anda bayangkan, dari data processing hingga video game.
Biasanya, setiap aplikasi dijalankan dan memiliki server sendiri (dedicated server). Sebuah server pusat
mengatur jalannya sistem, seperti memonitor lalu lintas, dan permintaan client untuk memastikan semuanya
berjalan dengan baik. Bila sebuah perusahaan cloud computing memiliki banyak client,
maka kebutuhan akan ruang penyimpanan data (storage
space) pun akan membengkak. Sistem cloud computing paling tidak membutuhkan ruang penyimpanan data dua kali
lebih besar daripada kebutuhan riil untuk membuat salinan (copy) semua data client.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kehilangan data bila terjadi gangguan pada
media penyimpanan utama.
Gambar 4. Gambaran umum topologi Cloud Computing
Distribusi beban vertikal untuk Komputasi Awan melalui
Pilihan Implementasi Multiple.
Cloud computing menyediakan perangkat lunak sebagai layanan “cadangan” untuk pengguna
terakhir, tapi infrastruktur yang mendasari harus cukup terukur dan kuat.dan
harus fokus pada sistem Cloud
perusahaan skala besar dan meneliti bagaimana perusahaan dapat menggunakan service-oriented architecture (SOA)
untuk menyediakan antarmuka yang efisien untuk proses bisnis. Untuk
meningkatkan proses bisnis, masing-masing tingkatan SOA biasanya menyebarkan
beberapa server untuk muatan distribusi dan toleransi kesalahan. Salah satu
keterbatasan dari pendekatan ini adalah beban yang tidak dapat didistribusikan
lebih lanjut saat semua server pada tingkatan /jajaran yang sama dimuat. Cloud computing terlihat untuk perhitungan dan penyimpanan data menjauh
dari end user dan ke server yang berlokasi di pusat data, dengan demikian
mengurangi beban pengguna dari penyedian
aplikasi dan manajemen.
Dalam sistem awan enterprise,
arsitektur berorientasi layanan (SOA) dapat digunakan untuk menyediakan
antarmuka yang mendasari proses bisnis, yang ditawarkan melalui awan (cloud). SOA dapat bertindak sebagai
sebuah front-end terprogram ke berbagai komponen layanan yang dibedakan sebagai individu dan pendukung
server. Permintaan yang masuk ke layanan
yang disediakan oleh gabungan SOA harus diteruskan ke komponen yang benar dan
server masing-masing, dan seperti routing
harus terukur untuk mendukung sejumlah besar permintaan. Dalam rangka untuk
meningkatkan proses bisnis, setiap tingkatan dalam sistem biasanya menyebarkan
beberapa server untuk mendistribusikan beban dan toleransi kesalahan.
Seperti distribusi beban di beberapa server dalam tingkat yang sama dapat
dilihat sebagai distribusi beban horizontal, tampak seperti gambar berikut :
Gambar 5. Horizontal distribusi
beban: beban didistribusikan di dalam server, dalam tingkat yang sama.
Salah satu batasan dari distribusi beban horisontal adalah bahwa beban
tidak dapat didistribusikan lebih lanjut ketika semua server dalam tingkatan
tertentu mengambil hasil dari kesalahan konfigurasi infrastruktur. Dimana
terlalu banyak server yang dikerahkan pada satu tingkat sementara dilain pihak
ada sedikit server yang dikerahkan di lain tingkatan. Sebuah pengamatan penting
adalah bahwa dalam sistem kompleks SOA multi-tier, proses bisnis tunggal sebenarnya
bisa dilaksanakan oleh beberapa jalur yang berbeda melalui tingkat perhitungan
dalam rangka memberikan ketahanan dan skalabilitas. Sebuah layanan komposit
dapat direpresentasikan sebagai tingkatan pemanggilan beberapa komponen dalam
sebuah infrastruktur TI berbasis SOA. Dalam sistem seperti itu, kami membedakan
distribusi beban horisontal, dimana beban dapat tersebar di beberapa server
untuk satu komponen layanan, dari distribusi beban vertical, dimana beban dapat
tersebar di beberapa implementasi dari layanan yang diberikan.
Gambar berikut menggambarkan istilah- istilah di atas.
Gambar 6. Distribusi beban vertikal
Berikut tugas analitik komposit online dapat direpresentasikan sebagai
panggilan untuk Web and Aplikasi
Server (WAS) untuk melakukan
pra-pemrosesan tertentu, diikuti dengan sebuah panggilan dari WAS ke server
database (DB) untuk mengambil data yang dibutuhkan, setelah itu WAS meneruskan
data yang ditetapkan ke server analitik khusus
untuk tugas-tugas komputasi data mining yang mahal. Tugas komposit memiliki beberapa implementasi di pusat data
modern IT. Implementasi alternatif dapat memanggil prosedur yang tersimpan pada
database untuk menjalankan data mining dan bukan memiliki server analitik
khusus untuk melakukan tugas ini. Implementasi alternatif menyediakan
distribusi beban vertikal dengan memungkinkan penjadwalan pekerjaan untuk
memilih implementasi WAS-dan-DB saat analitik server tidak tersedia. Reusability adalah salah satu tujuan
utama dari pendekatan SOA. Sehubungan dengan reusability yang tinggi dari komponen aplikasi, adalah mungkin
untuk menentukan alur kerja yang kompleks dengan beberapa cara. Namun sulit
untuk menilai, mana yang merupakan penerapan yang terbaik.
Pada bagian ini diberikan gambaran sistem arsitektur dan contoh komputasi awan yang disederhanakan.
Seperti gambar berikut ini.
Gambar 7. Request routing for SOA-based enterprise computing with multiple
implementation options
Dimana sebuah proses analitik berjalan pada Web and Aplikasi Server (WAS), Database Server (DB), dan Server Analytic khusus.
Proses analitik dapat diimplementasikan oleh salah satu dari tiga pilihan
(seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas):
-
Mengeksekusi beberapa pra-pengolahan
di WAS (S1) dan kemudian memiliki DB untuk menyelesaikan perhitungan analitik
(S2); atau
-
Mengambil data dari DB (S4) ke WAS
dan kemudian menyelesaikan sebagian besar perhitungan analitik di WAS (S3);
atau
-
Mengeksekusi beberapa pra-pengolahan di WAS (S5), dan
kemudian memiliki DB setelah itu
mengambil data yang diperlukan (S6), dan akhirnya menampilkan AS untuk melakukan perhitungan sisa analitik(S7).
Proses analitik memerlukan tiga jenis layanan yang berbeda, yaitu layanan
jenis WAS, layanan jenis DB, dan layanan jenis
AS. S1, S3, dan S5 adalah contoh dari jenis layanan WAS karena mereka
adalah layanan yang diberikan/disediakan
oleh WAS (Web and Application
Server). Demikian pula, S2, S4, dan
S6 merupakan contoh dari jenis layanan DB (Database
Server), dan S7 adalah turunan dari
jenis layanan AS (Analytic Server). Selain itu, ada tiga jenis
server: WS server (M1, M2, dan M3); DB
server (M4 dan M5), dan AS server
(M6). Meskipun server dapat mendukung
hal lain dari jenis layanan yang
diberikan, secara umum hal ini tidak selalu terjadi. Sebagai contoh : setiap server dapat mendukung semua contoh
jenis layanan perusahaan, kecuali M2 dan M4 adalah server yang kurang kuat
sehingga mereka tidak dapat mendukung layanan komputasi yang mahal , S3 dan S2.
Setiap server memiliki Service Level Agreement (SLA) untuk setiap contoh layanan yang mendukung, dan SLA
ini diterbitkan dan tersedia untuk penjadwal. SLA termasuk informasi seperti
beban profil versus waktu respon dan batas atas permintaan ukuran beban dimana
server dapat memberikan jaminan waktu responnya.
Scheduler bertanggung jawab untuk routing
dan mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan komposit / gabungan dari satu atau
lebih implementasi. Sebuah SLA yang diperoleh hanya dapat digunakan sesuai
logika routing. Scheduler dapat memperoleh SLA dan logika routing serta menangani permintaan routing. Atau, Scheduler
dapat digunakan hanya untuk tujuan menurunkan SLA dan logika routing saat mengkonfigurasi isi router ,
seperti (Cisco System Inc), untuk kinerja tinggi dan hardware berbasis routing.
Scheduler juga dapat ditingkatkan
untuk melakukan tugas pemantauan yang actual dari QoS (Quality of Service)
yang dicapai oleh eksekusi alur kerja dan oleh penyedia layanan
individu. Jika scheduler mengamati kegagalan penyedia layanan tertentu untuk QoS
yang dipublikasikan, dapat menghitung kembali kelayakan dari QoS dan logika
routing sesuai kebutuhan / permintaan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan runtime.
2.4.2. Perangkat Lunak Cloud
Computing
a.
OpenStack, perangkat lunak Cloud Computing Open
Source.
OpenStack merupakan open source cloud computing software untuk membangun infrastruktur cloud yang reliabel dimana baru saja dipublikasikan beberapa tahun lalu yaitu
pada tanggal 19 Juli 2010. Tujuan OpenStack
adalah untuk memungkinkan setiap organisasi atau perusahaan untuk membuat dan
menyediakan layanan cloud computing dengan menggunakan perangkat lunak open
source yang berjalan diatas perangkat keras yang standar.
Terdapat dua jenis OpenStack,
yaitu OpenStack Compute and OpenStack Storage. OpenStack Compute adalah perangkat lunak untuk
melakukan otomasi saat membuat ataupun mengelola virtual private server (VPS) dalam jumlah besar.
Sedangkan OpenStack Storage adalah perangkat lunak untuk
membuat object storage yang bersifat scalable
serta redundant dengan menggunakan cluster untuk menyimpan data data dalam
ukuran terabytes atau bahkan petabytes.
Seluruh kode OpenStack berada
dibawah lisensi Apache 2.0. Sehingga memungkinkan siapapun untuk menjalankan, membangun
perangkat lunak lain diatas perangkat lunak OpenStack
atau mengirimkan perubahaan kode entah sebagai patch atau fitur baru. OpenStack
saat ini telah digunakan perusahaan besar hosting seperti Rackspace Hosting dan
NASA. Mereka menggunakan teknologi OpenStack
untuk mengelola puluhan ribu compute instance and storage dalam ukuran petabytes.
b.
Amazon Elastic Compute Cloud (EC2).
Amazon telah memberikan solusi universal dan komprehensif yang populer
untuk Cloud Computing, yang disebut Amazon
Elastic Compute Cloud (EC2) pada
tahun 2010. Solusi ini dirilis sebagai versi “beta” umum yang terbatas pada Agustus 2006, tetapi tumbuh pesat di
tahun- tahun berikutnya. EC2 menyediakan banyak fitur yang berguna bagi
pelanggan, termasuk sistem penagihan yang terencana dan biaya untuk komputasi
yang murah pada tingkat yang sangat mantap (penggunaan memori, penggunaan CPU,
transfer data, dll), penyebaran antara beberapa lokasi, elastis alamat IP,
infrastruktur yang ada sambungan ke pelanggan melalui Virtual Private Network (VPN), jasa pemantauan oleh
Amazon CloudWatch, dan load balancing
elastis. Amazon‘s EC2 provides virtual machine based computation environments.
EC2 menggunakan hypervisor Xen (2010) untuk mengelola Amazon Mesin
Gambar (AMI). AMI (Amazon EC2, 2010) adalah "gambar terenkripsi mesin yang
berisi semua informasi yang diperlukan untuk perangkat lunak yang kita pakai
". Dengan menggunakan interface
layanan web sederhana, pengguna dapat memulai, menjalankan, memonitor dan
menghentikan kasus mereka seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 8. Selain itu mereka dapat
dengan cepat menambahkan satu fitur seperti yang disebutkan di atas untuk
konfigurasi sesuai dengan apa yang pengguna inginkan.
c.
GoGrid.
GoGrid memiliki karakteristik umum dengan Amazon di area klasik komputasi awan,
dalam hal ini mendukung beberapa sistem operasi melalui gambaran manajemen
sendiri, dan mendukung dalam hal menyeimbangkan beban, penyimpanan awan, dan
sebagainya. Selain itu, GoGrid
menyediakan pelanggan dengan antarmuka web yang user-friendly service, mudah dimengerti, demonstrasi
video, dan sistem penagihan yang ketat tapi tidak mahal. Jadi baik EC2 dan GoGrid, kedua-nya menyediakan fitur
dasar dan umum dari Cloud Computing. Perbedaan antara layanan yang
mereka (EC2 dan GoGrid) berikan
terutama berasal dari model bisnis mereka masing-masing.
Sebagai contoh, GoGrid
menyediakan awan (Cloud) bebas dan
penyimpanan yang spesifik, sedikit berbeda dari Amazon. GoGrid juga menyediakan Hybrid
Hosting, yang merupakan fitur
pembeda. Banyak aplikasi namun tidak dapat berjalan dengan baik di lingkungan
server yang murni multi-tenant. Performa Database lebih baik pada dedicated server, dimana EC2 dan GoGrid
tidak perlu bersaing untuk input / output sumber daya, situasi ini mirip
dengan aplikasi web server. GoGrid
menyediakan aplikasi-aplikasi khusus dengan dedicated
server yang memiliki jaminan keamanan
yang tinggi.
d.
Amazon Simple Storage Service (S3).
Amazon Simple Storage Service (S3) (tahun 2010) adalah layanan web penyimpanan online yang ditawarkan
oleh Amazon Web Services. S3 dapat diakses pengguna melalui layanan web, REST-style interface HTTP, atau dengan
melibatkan antarmuka SOAP. Seperti halnya layanan komputasi awan lainnya,
pengguna dapat meminta penyimpanan dalam jumlah kecil atau besar dengan cepat,
serta menyediakan sistem penyimpanan sangat terukur. Amazon S3 mengatur ruang
penyimpanan ke dalam banyak kotak, dengan setiap kotak diberi name space
yang pada umunya unik dengan maksud untuk membantu menemukan alamat data,
mengidentifikasi user account untuk pembayaran, dan
mengumpulkan informasi penggunaan. Amazon S3 berurusan dengan semua jenis data
sebagai obyek. Sebuah objek dapat diakses melalui URL yang terdiri dari kunci
dan versi ID dengan name space sebagai awalan. Pengguna Amazon S3 tersebar
di banyak bidang, misalnya, SmugMug, Slideshare dan Twitter. Twitter
menggunakan Amazon S3 untuk host images, Apache Hadoop menggunakan S3 untuk
menyimpan data komputasi, dan utilitas sinkronisasi online seperti Dropbox dan Ubuntu One gunakan Amazon S3
sebagai tempat penyimpanan dan fasilitas transfer.
e.
Rackspace Cloud.
Rackspace Cloud awalnya diluncurkan pada
tanggal 4 Maret 2006 dengan nama "Mosso". Dalam tiga tahun
berikutnya, Raskspace Cloud telah mengubah namanya dari
"Mosso LLC" menjadi "Mosso: The Hosting Cloud", dan
akhirnya menjadi "Rackspace Cloud" pada tanggal 17 Juni 2009.
Perusahaan ini menyediakan layanan termasuk cloud
server, cloud file, dan cloud site. Cloud file service
adalah layanan penyimpanan awan (cloud)
yang menyediakan penyimpanan online yang tak terbatas dan Jaringan Pengiriman
Konten untuk media secara komputasi utilitas. Selain control panel online,
perusahaan ini menyediakan layanan API (Application
Programming Interface) yang dapat diakses melalui Application Programming Interface yang aman dengan kode client open source. Rackspace
memecahkan masalah keamanan dengan mereplikasi tiga salinan penuh data di
beberapa komputer pada beberapa zona, dengan setiap tindakan yang dilindungi
oleh SSL(Secure Socket Layer).
f.
Google App Engine.
Google App Engine (GAE) tujuan utama adalah untuk mengefisienkan pengguna menjalankan
aplikasi web. Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 9. Arsitektur dari Google App
Engine
Google App Engine mempertahankan Python dan lingkungan runtime Java pada server aplikasi, bersama dengan beberapa Application Programming Interface
sederhana untuk mengakses layanan Google. Selanjutnya menyebar permintaan HTTP
dengan load balancing dan routing strategi yang didasarkan pada contents (isi). Runtime sistem yang berjalan pada aplikasi server yang ideal dengan
pengolahan logika aplikasi dan menyediakan konten web dinamis, sedangkan
halaman statis dilayani bersama oleh infrastruktur Google. Untuk memisahkan
data terus-menerus dari server aplikasi, GAE ( Google App Engine ) menempatkan data ke dalam Datastore dari sistem file lokal.
Aplikasi dapat mengintegrasikan layanan data dan Google App Layanan lainnya,
seperti email, penyimpanan foto dan sebagainya melalui API ( Application Programming Interface )
yang disediakan oleh GAE ( Google App Engine
). Selain layanan, Google juga menyediakan beberapa tool untuk pengembang dalam
hal ini membantu mereka (pengembang) membangun aplikasi web dengan mudah di GAE
( Google App Engine ). Namun, sejak
mereka (pengembang) erat terhubung ke infrastruktur Google, ada beberapa
pembatasan yang membatasi fungsionalitas dan portabilitas dari aplikasi.
g.
Microsoft Azure.
Strategi awan Microsoft adalah untuk membangun sebuah platform awan yang
mana pengguna dapat memindahkan aplikasi
mereka ke dalam cara yang sempurna, dan memastikan bahwa sumber daya yang
dikelola dapat diakses untuk kedua layanan awan tersebut pada aplikasi lokal. Untuk mencapai ini,
Microsoft memperkenalkan Windows Azure Platform (WAP), yang terdiri dari sistem operasi Awan (Cloud) yang bernama Windows Azure, dan satu
set layanan pendukung, seperti ditunjukan pada gambar berikut
.
Gambar 10. Arsitektur dari platform Windows Azure
Windows Azure adalah bagian utama dari
WAP (Wireless Application Protocol).
WAP adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang
memungkinkan sebuah telepon genggam digital atau terminal mobile yang mempunyai
fasilitas WAP, melihat / membaca isi sebuah situs di internet dalam sebuah
format teks khusus. Ini mempekerjakan mesin virtual sebagai lingkungan runtime-nya. Penawaran Aplikasi dalam
awan Microsoft dibagi menjadi dua jenis:
-
Instansi peran Web, yang dapat
melayani permintaan web melalui layanan informasi internet;
-
Instansi peran pekerja, yang hanya
dapat menerima pesan dari instansi peran Web lain atau aplikasi lokal.
Windows Azure mempekerjakan "controller lain" untuk mengelola
semua mesin virtual dan server penyimpanan pada mesin fisik di pusat data
Microsoft. Windows Azure menggunakan sebuah pengendali
kontrol untuk mengelola semua mesin virtual dan server penyimpanan pada mesin
fisik di pusat data Microsoft. Serupa dengan Datastore di GAE (Google Application Engine), WAP (Wireless Application Protocol)
juga menyediakan layanan database yang disebut SQL Azure, untuk menyimpan data
di awan (cloud). Salah satu fitur
dari SQL Azure adalah menyediakan alat untuk sinkronisasi data dilokasi lokal
Layanan infrastruktur didukung oleh WAP melalui layanan .NET yang saat ini
include dengan kontrol akses dan layanan ekspos. Keduanya tersedia untuk
layanan Cloud dan layanan lokal.
Berikut ini ada 11 top open-source
cloud application yang diambil dari GigaOm
untuk keperluan pelayanan, pendidikan, support,
general item of interest, dan lainya.
1. Eucalyptus.
Ostatic menggemparkan berita dimana UC Santa Barbara membuat sebuah open-source
cloud project beberapa tahun lalu. Dikeluarkan sebagai open-source
(dengan menggunakan lisensi FreeBSD-style) Eucalyptus dapat digunakan untuk infrastruktur cloud computing dalam cluster yang dapat menduplikasi
fungsionalitas Amazon EC2, Eucalyptus secara langsung menggunakan command-line tool dari Amazon.
Sebagai langkah awal Eucalyptus, system terlebih dahulu membuat venture founding, untuk membiayai staff termasuk arsitek dari Eucalyptus
project. Baru baru ini mereka mengeluarkan update software framework nya, yang
juga dilengkapi dengan fitur cloud computing yang akan digunakan pada Linux
Ubuntu versi terbaru.
2. Red Hat's Cloud.
Salah satu pemain open-source terlama Red Hat yang memang telah
memfokuskan diri pada cloud computing. Pada akhir juli kemarin, Red Hat membuka
sebuah Open Source Cloud Computing Forum, yang berisi banyak persentasi mengenai ide perpindahan dari open-source
untuk mengikuti teknologi cloud.
3. Traffic Server.
Yahoo kali ini berpindah ke open-source untuk memberikan inisiatif untuk
mewujudkan cloud computing dengan memberikan donasi ke produk Traffic Server kepada
Apache Software Foundation. Traffic Server adalah sebuah sistem yang
digunakan secara in-house oleh Yahoo untuk mengatur traffic mereka sendiri,
dengan ini mereka dapat mengatur session
management, authentication, configuration
management, load balancing, dan juga routing untuk semua ciloud computing software stack. Dengan
kata lain Traffic Server memberikan kemudahan bagi para IT
administrator untuk mengalokasikan sumber daya, termasuk didalamnya menghandle
ratusan dari virtualized services secara online.
4. Cloudera.
Sebuah open-source Hadoop software framework yang saat ini mulai banyak di gunakan pada cloud computing deployment
karena fleksibilitas nya yang tinggi dan menggunakan cluster-based, data-intensive queries tools ini jadi
banyak disukai. Tentu saja ini terlewat oleh Apache Software Foundation, dan
Yahoo juga memiliki time-tested Hadoop distribution sendiri. Cloudera nampaknya saat ini menjajikan
untuk tahap awal yang memberikan support komersil untuk Hadoop. anda dapat
membaca tentan Cloudera disini.
5. Puppet.
Puppet adalah sebuah teknolosi Virtual server yang dapat di implemetasikan
pada cloud computing, dan juga dapat digunakan sebagai Reductive Lab open-source
software. Software ini dibangun dengan menggunakan Cfengine system, dan
hebatnya banyak system administrator yang memanfaatkan software ini . Anda
dapat dengan mudah mengatur berapapun jumlah virtual machine dan dapat
melakukan automated routine, tampa harus melakukan complex scripting.
6. Enomaly.
Enomaly adalah Elastic Computing Platform (ECP) yang merupakan akar dari Enomalism open-source provisioning and management softiware, teknologi ini di
desain untuk mengatur kompleksitas dari implementasi infrastruktur cloud. ECP
adalah sebuah programmable virtual cloud computing infrastructure untuk ukuran kecil,
sedang dan juga enterprise besar dan anda dapat membaca lebih detail disini.
7. Joyent.
Joyent adalah sebuah software yang didirikan pada Januari awal tahun ini,
yang memulai open-source cloud dengan memanfaatkan JavaScript
dan Git. Infrastruktur Joyent cloud hosting dan cloud management software
membuka banyak open-source tools untuk public dan private cloud. Perusahaan ini juga membantu mengoptimasi kecepatan
implementasi dari open-source MySQL database untuk penggunaan cloud use.
8. Zoho.
Banyak orang mengenal Zoho sebagai free
online application, yang menjadi pesaing dari Google Docs. Yang terpenting
untuk diketahui adalah bawasanya Zoho core adalah betul betul open source
— sebuah contoh bagaimaa
solusi SaaS dapat bekerja secara harmonis dengan open source. Anda dapat
menemukan bagaimana Zoho mengimplementasikan open-source tool melalui interview mereka.
9. Globus Nimbus.
Open-source toolkit ini mampu merubah bisnis anda dari infrastruktur cluster menjadi Infrastructure as a Service
(IaaS) cloud. Amazon EC2 interface
digunakan sepenuhnya, namun ini bukan hanya sebuah interface yang dapat anda
manfaatkan.
10. Reservoir.
Reservoir adalah sebuah inisiatif dari European
research untuk mengembangkan virtualized infrastructure and cloud computing. Akhirnya membawa mereka untuk mengembangkan teknologi open-source
untuk cloud computing, dan membantu para pengguna bisnis untuk menghemat biaya
IT.
11. OpenNebula.
OpenNebula VM Manager merupakan sebuah komponen dasar dari Reservoir. OpenNebula VM Manager adalah sebuah jawaban open-source
untuk berbagai macam jenis virtual machine management yang banyak di gunakan secara proprietary. Interface
nya pun dapat dengan mudah dipahami dengan cloud
infrastructure tools and services. OpenNebula adalah sebuah open-source
virtual infrastructure engine
yang akan memberikan anda implementasi dan re-placement dari virtual machines pada physical resources, menurut project lead
mereka.
Nampaknya banyak open-source tools sudah mulai berkompetisi dalam dunia cloud computing. Hasil
akhir dari ini tentu saja nantinya kita akan menemukan fleksibilitas dari
organisasi untuk mengkostumasi pendekatan yang mereka inginkan. Open-source
cloud akan memberikan potensi akan
harga yang sangat kompetitif untuk mendapatkan service cloud.
2.4.3. Manajemen Pengolaan Cloud Computing
Secara teori, sumber daya awan-berbasis layanan tidak harus berbeda dari
sumber daya di lingkungan dimana kita berada. Idealnya, Anda memiliki pandangan
yang lengkap dari sumber daya yang Anda gunakan saat ini atau mungkin ingin
menggunakan di masa depan, namun untuk mencapai ini bukan merupakan sesuatu
yang mudah. Dalam lingkungan awan (cloud)
kebanyakan, pelanggan hanya dapat mengakses layanan, yang berhak mereka
gunakan. Tiga aspek manajemen sumber daya awan (Cloud Computing):
-
Keamanan IT
-
Kinerja manajemen
-
Provisioning Kinerja Manajemen.
Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana layanan perangkat lunak
berjalan efektif di dalam lingkungan sendiri (PC sendiri) ataupun melalui awan
(Cloud). Jika Anda mulai dapat
terhubung dengan perangkat lunak yang berjalan di pusat data, lalu Anda sendiri
langsung ke perangkat lunak yang berjalan di awan (Cloud), kemungkinan besar Anda akan ada potensi kemacetan pada
titik koneksi. Jasa manajemen Jasa manajemen dalam konteks ini mencakup semua
kegiatan operasi data centre.
Disiplin yang luas ini mempertimbangkan teknik yang diperlukan dalam manajemen Cloud Computing dan alat untuk mengelola jasa / layanan oleh penyedia
awan (Cloud) dan data internal
manajer pusat di lingkungan ini, hal –hal yang diperlukan antara lain :
-
Fisik
-
IT
-
Virtual
Layanan manajemen mencakup berbagai
disiplin, yaitu:
-
Konfigurasi manajemen
-
Aset Manajemen
-
Jaringan manajemen
-
Kapasitas perencanaan
-
Analisis akar penyebab
-
Beban Kerja manajemen
-
Patch dan memperbarui manajemen
Namun kenyataannya adalah bahwa cloud
itu sendiri adalah sebuah platform
manajemen layanan. Oleh karena itu, portofolio layanan cloud dirancang dengan baik
termasuk integrasi ketat dari kemampuan layanan manajemen inti dan antarmuka
yang terdefinisi dengan baik.
Mengelola beban kerja di Awan ( Cloud ).
Bagaimana Anda mengatur Teknologi ini (cloud)?
Persyaratan dasar adalah bahwa beban kerja perlu untuk diorganisir. Beban kerja
adalah sebuah layanan independen atau kumpulan kode yang dapat dieksekusi. Oleh
karena itu, beban kerja tidak perlu
bergantung pada unsur luar. Beban kerja bisa menjadi sebuah aplikasi
kecil atau lengkap. Dimana kita harus dapat menyeimbangkan dua hal:
-
Aplikasi atau komponen yang berjalan
di awan (cloud)
-
Kebutuhan bisnis untuk melakukan
perkiraan / estimasi kebutuhan bisnis, terutama saat beban puncak.
Organisasi harus secara aktif
mengelola beban kerja sehingga mereka tahu.
-
Bagaimana aplikasi mereka berjalan ?
-
Apa yang mereka lakukan ?
-
Berapa banyak departemen individu
atau UKM harus dikenakan biaya untuk setiap
penggunaan layanan Cloud Computing ?
Setiap provider layanan Cloud Computing dalam menjalankan jasa
bisnis-nya membutuhkan suatu perencanaan untuk beban kerja mereka, bahkan
ketika perusahaan layanan tersebut sedang menggunakan operator eksternal Cloud. Manajemen perlu memahami jenis
beban kerja mereka untuk ditempatkan di Cloud.
Beban kerja bisa menjadi segalanya dari data intensive untuk penyimpanan beban
kerja atau proses transaksi beban kerja. Hal yang perlu diperhatikan dalam
manajemen pengolahan Cloud Computing adalah “Mendeklarasikan Jenis
Data”, jumlah data yang tersedia untuk digunakan Perusahaan yang menggunakan
layanan Cloud sangatlah banyak dan sifat
datanya berubah, meliputi :
· Keragaman data meningkat.Data dalam Cloud Computing menjadi lebih beragam,
selain data “tradisional” terstruktur (pendapatan, nama dan sebagainya)
termasuk email, gambar, blog dan lain-lain.
· Jumlah data meningkat Coba pikirkan berapa banyak pengelolaan video You
Tube atau dapat menangani semua gambar. Bahkan dalam pemakaian data
tradisional, bidang, organisasi yang memakai data tersebut jumlah agregatnya
mulai besar.
· Latency persyaratan menjadi lebih menuntut. Perusahaan-perusahaan semakin
menuntut latency yang lebih rendah
(misalnya, waktu untuk mendapatkan data
dari satu titik ke titik lainnya) untuk banyak aplikasi.
Dengan demikian Cloud
dapat :
-
Menyediakan sumber daya untuk
mengakses permintaan data dengan harga yang jauh lebih rendah.
-
Mendukung bisnis dalam penggunaan
data secara kolaboratif ( seluruh karyawan, pelanggan dan mitra bisnis.
Penyelengara Jasa Cloud
Dalam penyelengaraan jasa Cloud Computing, Perusahaan yang
menyelengarakan teknologi ini sudah seharusnya bertanya pada diri sendiri
dengan pertanyaan:
Ø Layanan Cloud seperti apakah yang user mau dari penyedia layanan Cloud?
Ø Bagaimana “kita” tahu apakah kinerja dari Cloud Computing yang diberikan
atau ditawarkan kepada user berada pada tingkat yang tepat?
Ø Bagaimana “kita” bisa menilai apakah data yang telah dihapus benar-benar
hilang?
Mengelola biaya IT
Semua departemen IT memonitor biaya, tetapi hanya sedikit dari “mereka” yang memantau dalam hal aset kinerja
- keharusan untuk mengoptimalkan hasil investasi baik untuk hardware dan
software. Hal ini mungkin berubah dengan
munculnya layanan Cloud, tidak seperti model lisensi tradisional, proposisi
Cloud di dasarkan pada pengaturan sewa. Anda harus membandingkan dua model
biaya :
1.
Beban usaha (membayar per bulan, per
pengguna untuk setiap layanan)
2.
Modal investasi (membayar biaya beli
ditambah pemeliharaan tahunan untuk perangkat lunak yang berada dalam organisasi
Anda - sebagai pengguna)
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan user sebagai pengguna layanan
Cloud Computing, terkait manajemen pengelolaan Cloud yakni :
Ø Apakah vendor bersedia untuk memecahkan masalah Anda (user) ?
Ø Seberapa efektif penyedia dalam mengelola lingkungan mereka sendiri ?
Ø Apakah vendor menyediakan layanan berulang ?
Ø Bagaimana vendor menangani sebuah outage ?
Ø Apa pengalaman vendor dalam menangani masalah pelanggan ?
Pengantar Manajemen Penyimpanan.
Salah satu tren komputasi terbesar dalam komunitas bisnis adalah konsep
jaringan komputasi awan. Ketika tenaga teknis dan manajemen menggunakan istilah
"awan," mereka berbicara mengenai solusi jaringan berbasis internet.
Desain adalah memberikan layanan on-demand ke pengguna akhir, tanpa
mengharuskan mereka untuk memiliki keahlian teknis untuk mendukung layanan
tersebut. arsitektur lingkungan komputasi awan agak sederhana secara
keseluruhan, meskipun komponen individu mungkin sangat kompleks. Ini terdiri
dari tiga bagian yang berbeda. Infrastruktur IT adalah data center, di mana
informasi klien diproses dan disimpan.
Sisi lain dari arsitektur awan
adalah lingkungan klien. Antara keduanya adalah awan (cloud): satu set kontrol untuk
melindungi, mengelola, dan mendistribusikan akses dari lingkungan klien ke
infrastruktur TI. Bagaimana tiga bagian yang dibangun didasarkan pada
kebijakan, prosedur, dan perangkat keras yang digunakan oleh pihak
administrasian. Tidak peduli bagaimana lingkungan komputasi awan terlihat,
konsep ini adalah untuk memberikan kemampuan IT "sebagai layanan",
dimana layanan-layanan tersebut dapat berupa aplikasi web yang dapat diakses,
manajemen file, dan penyimpanan data. Dari semua layanan ini, yang terbesar dan
paling populer adalah manajemen penyimpanan.
Untuk kebanyakan bisnis, penyimpanan adalah yang paling penting dan paling
mahal sumber daya IT dalam infrastruktur
mereka. Sayangnya, tenaga ahli yang bertugas untuk manajemen penyimpanan
tidak konsisten dengan kebutuhan yang diperlukan. Manajemen Penyimpanan adalah
kemampuan untuk menyimpan dan mengatur file dan data pada jaringan. Perangkat
lunak yang digunakan untuk memastikan kemampuan ini disebut Storage Resource Management
(SRM). Perhatian utama untuk manajemen penyimpanan adalah kapasitas, penggunaan,
kebijakan dan manajemen “peristiwa”. Dalam penyimpanan komputasi awan,
tujuannya adalah kemampuan berpikir Internet untuk mengakses penyimpanan. Berbicara mengenai
manajemen pengolahan Cloud Computing, secara otomatis kita akan
membahas juga tentang manajemen keamanan pada Cloud Computing ditinjau
dari orang atau individu. Salah satu tindakan yang paling penting bagi tim
keamanan adalah untuk mengembangkan sebuah penyewaan formal bagi organisasi
keamanan dan program. Ini akan menumbuhkan visi bersama antara tim yang menuju
pada suatu pengharapan bersama mengenai jaminan keamanan data yang diatur secara baik dan benar demi
berlangsungnya proses pengolahan data dengan manajemen yang baik di dalam
layanan Cloud. Penyewaan harus diselaraskan dengan rencana
strategis organisasi atau perusahaan tersebut bekerja untuk tim keamanan. Kurangnya peran dan tanggung jawab yang
jelas, dan kesepakatan tentang harapan, dapat mengakibatkan kehilangan dan
kerancuan antara tim keamanan tentang apa yang diharapkan dari mereka,
bagaimana ketrampilan / kemampuan mereka dan pengalaman yang bertambah dan
memenuhi tujuan kinerja mereka.
2.4.4.
Sumber Daya Manusia Cloud Computing
Memahami “pemain” dalam lingkungan komputasi awan adalah hal yang
penting untuk lebih memahami cara kerja
yang lebih dalam dari penyedia platform, untuk kelangsungan bisnis atau
individu. Berikut ini adalah sumber daya manusia yang terlibat dalam Komputasi
Awan (Cloud Computing) :
-
Subscribers (Pelanggan).
Kelompok ini terdiri dari pebisnis yang
menggunakan penawaran platform-as-a-service untuk mengembangkan dan
menyebarkan aplikasi mereka. Dimana mereka mencari penawaran Cloud yang tepat
untuk menjalankan usaha mereka, sehingga mempermudah mereka dalam berbisnis,
menekan biaya usaha, efisien waktu dapat mereka peroleh dengan menggunakan penawaran
ini.
-
Publishers (Penerbit).
Ketika pelanggan mulai menggunakan suatu penawaran, mereka sering memiliki akses ke katalog
global dari aplikasi yang diterbitkan, alat-alat, prasarana, dan platform yang
meningkatkan atau memperluas penawaran asli. item yang ditemukan di katalog
disediakan oleh penerbit. Dalam dunia bisnis, perusahaan dapat berlangganan ke
layanan ini, sementara para pengembang mempublikasikan layanan tersebut.
-
Operator Pusat Data (Data Center
Operators).
Se-golongan dengan penerbit (dan yang utama untuk menawarkan) adalah
operator pusat data yang menyediakan server, penyimpanan, dan konektivitas
jaringan untuk platform.
-
Vendor untuk layanan Web Terpadu (Vendors for Integrated Web Services).
Berbagai layanan yang tersedia di Internet, banyak yang mungkin tidak
disertakan dalam katalog global karena layanan tersebut diasumsikan atau karena
popularitas mereka atau karena pelayanan yang belum dipublikasikan ke dalam
catalog.
-
Penyedia Jasa OutSource (Providers for Outsourced Services).
Selain operator pusat data yang mendukung infrastruktur aplikasi, beberapa
kegiatan lain untuk mengembangkan dan mengelola aplikasi dapat dikelola oleh
sumber daya lain, biasanya melalui outsourcing pekerjaan.
-
Klien (Clients).
Klien adalah pengguna internet yang dapat mengakses sumber daya yang
diterbitkan.
Sponsor Cloud (Awan) adalah Pelanggan.
Sebagian besar percakapan ditemukan di media adalah berbicara tentang
manfaat komputasi awan dan penawaran platform
as a service. Keuntungan
yang ditemukan berkisar dari pengurangan biaya dengan kemampuan aplikasi yang
memiliki konektivitas yang lebih baik. Cloud
computing pasti memiliki banyak
manfaat yang tersedia bagi orang-orang yang mengambil keuntungan dari itu. Yang
menjadi pelanggan seringkali diwajibkan untuk mengakses layanan utilitis
berbasis komputasi. Dalam berlangganan perlu terlebih dahulu melakukan Pendaftaran, dan dalam proses pendaftaran
memerlukan biaya pendaftaran dari pihak-pihak yang ingin berlangganan. Pihak –pihak tersebut mungkin dari perorangan
untuk platform sosial, atau untuk usaha kecil dan menegah, Web 2.0 dan
perusahaan SaaS, dan perusahaan besar untuk platform lainnya.
Kebanyakan pelanggan mencari utilitas
berbasis platform untuk meringankan
beban pemilik dan mengelola server, pusat data, jaringan, atau apapun yang
terkait dengan penunjang infrastruktur komputasi. Dengan berlangganan mereka
dapat menyebarkan aplikasi, mendapatkan skala aplikasi secara dinamis, atau
memberikan hak akses ke aplikasi dari seluruh dunia. Mereka dapat menggunakan platform
ini secara permanen atau untuk menutup beban kerja yang berlebihan atau proyek
tertentu secara temporer. Karena pelanggan memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembayaran atas penggunaan platform, mereka biasanya memiliki
tujuan bisnis yang spesifik dan memenuhi tujuan tersebut. Platform yang mereka pilih harus mampu memenuhi tujuan bersama mereka, baik jangka pendek
maupun jangka panjang dengan pengurangan
biaya yang disediakan oleh langganan platform-as-a-service mereka. Tujuan ini
berkisar, menyadari manfaat dari fleksibilitas dan skalabilitas dari komputasi
awan untuk mendapatkan “kepemimpinan” pasar melalui konsep global positioning di Internet.
Pelanggan bergantung pada penerbit untuk memastikan bahwa layanan yang dibeli
dimanfaatkan secara efektif dan efisien, dan
apapun yang digunakan klien dipublikasikan di platform. Dalam banyak
kasus pelanggan memiliki akses ke segala sesuatu yang diterbitkan di dalam platform Cloud.
Pembuatan Cloud : Penerbit.
Penerbit membuat kompilasi dari vendor untuk perangkat lunak independen,
peralatan virtual, infrastruktur, platform, dan peralatan. vendor dapat
mempublikasikan peralatan, arsitektur siap pakai dan aplikasi. Apapun yang
dibuat vendor ditemukan dalam sebuah katalog global. Setiap platform-as-a-service
memiliki katalog global mereka sendiri, meskipun beberapa item seperti Web API
(Application Programming Interface)
dan plug-in pada umunya dapat ditemukan dalam beberapa katalog. Penerbit dapat
menentukan pelanggan mana yang memiliki akses ke item yang di publikasikan dan
berapa harga-nya. ini pasti bermanfaat bagi platform sosial yang dibangun
berdasarkan kontribusi berbagai penerbit. Untuk platform yang fokus pada
aplikasi bisnis, penerbit dapat membagi kode aplikasi dengan penerbit lain atau
menyediakan produk jadi kepada klien. Mayoritas penerbit adalah pengembang
aplikasi. Mereka bisa membangun aplikasi yang mendukung pelanggan tertentu,
untuk digunakan oleh pelanggan lain, untuk digunakan oleh pengembang lain dalam
rangka meningkatkan atau memperluas aplikasi mereka untuk penerbitan, atau
untuk pelanggan komersial. Aplikasi mereka mungkin gratis atau ber-bayar.
Dalam beberapa platform seperti Second Life, biaya tersebut mungkin biaya virtual yang hanya berlaku di
dalam platform tersebut. Jenis lain dari penerbit dapat ditemukan di dalam
Internet. Vendor alat perangkat keras
dapat membuat perangkat lunak virtual setara dengan peralatan mereka,
seperti firewall, load balancers,
peralatan keamanan dan sejenisnya. Vendor
dari platform dan middleware mempublikasikan paket
perangkat lunak yang siap digunakan tanpa instalisasi atau konfigurasi yang
canggih. Bahkan semua arsitektur dapat ditemukan di internet dan diumumkan oleh
para ahli professional. Penerbit mengandalakan operator pusat data untuk mempertahankan
sebuah platform yang handal, terukur dan aman serta memelihara katalog global.
Klien dan pelanggan yang menggunakan produk yang diterbitkan penerbit
memberikan umpan balik langsung pada nilai produk mereka. Bagi banyak penerbit
umpan balik ini mungkin dalam bentuk pendapatan. Untuk produk yang gratis,
umpan balik mungkin dalam hal popularitas. Setiap aplikasi, alat, layanan, atau
bahkan situs Web ditemukan di Internet dan disampaikan oleh penerbit. Tanpa
penerbit, World Wide Web tidak akan ada.
Pendukung Cloud Computing : Operator Pusat Data.
Setiap menawarkan utilitas yang berbasis sekelompok individu untuk
memastikan bahwa infrastruktur yang mendukung penawaran berfungsi seperti yang
diharapkan dan menangani masalah tak terduga yang mungkin timbul. Kegiatan ini
adalah inti dari apa yang disebut manajemen data center dan orang yang
mendukung proses ini adalah operator pusat data. Kelompok ini sebagian besar
transparan untuk operasi. Perwakilan Dukungan pelanggan mungkin tersedia untuk
pertanyaan dan pelaporan masalah. Namun orang-orang ini adalah bagian kecil
dari operator pusat data. Mayoritas kelompok ini memiliki tanggung jawab
langsung terikat pada pemeliharaan server, perangkat penyimpanan, koneksi
jaringan, perangkat lunak dan alat-alat.
Operator pusat Data adalah bentuk khusus dari penerbit. Apa yang mereka
terbitkan adalah infrastruktur yang besar untuk menangani hosting, mengatur
layanan, pusat data perusahaan, serta layanan lainnya. Sebagai penerbit, mereka
menentukan harga untuk sumber daya yang mereka sediakan , siapa yang dapat
menggunakan sumber daya tersebut, dan dalam beberapa kasus bagaimana sumber
daya tersebut akan digunakan.
Tujuan dari operator pusat data adalah untuk mempertahankan keandalan,
ketersediaan, dan keamanan infrastruktur. Sejak infrastruktur Cloud sebagian besar adalah virtualisasi operator ini bertanggung
jawab untuk menerapkan dan memelihara setiap kontrol virtual yang diperlukan.
Mereka mengatur konfigurasi dan kontrol otomatisasi untuk memungkinkan sejumlah
fitur jaringan dari keseimbangan beban kerja, replikasi, dan penyimpanan
cadangan.
Operator pusat data bergantung pada orang dan bisnis yang menggunakan
infrastruktur. Beberapa layanan utilitas sudah banyak yang menggunakannya
disamping bisnis utama mereka. Provider seperti Amazon.com, IBM, EMC2, dan
Google memiliki bisnis inti yang berhasil sebelum menawarkan layanan utilitas.
Vendor untuk Integrated Services Web.
Layanan Web yang diintegrasikan ke dalam penawaran platform dapat bermanfaat bagi semua pelanggan. Biasanya layanan
web ini tidak ditawarkan oleh pelayanan
ini, tetapi dibuat ada oleh layanan yang bersangkutan. Sumber layanan web
berasal dari serangkaian vendor yang telah mengembangkan layanan ini secara
khusus. World Wide Web konsorsium mendefinisikan layanan web
sebagai "sistem software yang
didesain untuk mendukung mesin yang dioperasikan dengan interaksi mesin melalui jaringan”. Layanan
web yang paling umum adalah dalam bentuk akses API (Application Programming Interface) Web melalui Internet atau jaringan apapun dan dijalankan pada
sistem remote host layanan tersebut.
Jasa tersebut biasanya terbagi dalam dua kategori:
-
Big Web Services
-
RESTfull Web Services.
Big Web Services menggunakan standar
SOAP untuk membangun / membuat pesan XML. Layanan ini menjadi populer untuk
saat-saat ini Namun, RESTfulL Web Services mendapatkan popularitas. Berdasarkan
protokol REST, layanan Web ini cenderung
melakukan proses integrasi yang
lebih baik dengan HTTP daripada layanan berbasis SOAP (Simple Object Access Protocol). Mereka juga tidak memerlukan
penggunaan XML atau WSDL.
Web services dapat digunakan dalam beberapa
cara; tiga yang paling populer adalah
1. RPC
Remote Procedure Call (RPC) adalah teknologi antara proses-proses yang memungkinkan
atau mengijinkan aplikasi secara jarak jauh menjalankan subrutin atau prosedur
di komputer lain dengan berbagi jaringan tanpa pengkodean yang jelas untuk
interaksi.
2. SOA
Layanan web Arsitektur berorientasi layanan (SOA) didasarkan pada
arsitektur dan membuat fungsi SOA diakses melalui protokol Internet standar
tanpa ketergantungan pada platform atau bahasa pemrograman.
3. REST.
Representasi State Transfer (REST) adalah jasa / layanan yang meniru protokol dengan membatasi antarmuka
untuk seperangkat operasi standar.
Salah satu layanan Web ini mungkin
diperlukan oleh aplikasi dan layanan yang terdapat pada platform. Web services
menambahkan komunikasi yang dibutuhkan sebagai nilai tambah untuk sejumlah
tugas yang berkaitan dengan penggunaan dan pemantauan aplikasi pada web. Mereka
dapat digunakan oleh perangkat monitoring, penagihan jasa, pelacak transaksi,
mesin untuk penyimpanan dan kebijakan, dan sejenisnya.
Penyedia Jasa Outsource.
Dengan manfaat dari utilitas berbasis layanan, memungkinkan perusahaan
untuk meringankan keuangan dan beban kerja sehingga bisnis inti dapat
difokuskan pada beberapa kegiatan yang masih diperlukan/dibutuhkan oleh bisnis.
Ini bisa dari pengembangan aplikasi, untuk memantau aplikasi dalam produksi,
untuk mendukung pelanggan dan untuk
manajemen aplikasi. Ada beberapa perusahaan jasa teknologi yang telah
memberikan keseluruhan manajemen operasional bisnis bagi perusahaan. Hal ini
biasanya disebut sebagai operasi yang dikelola dan meliputi seluruh solusi IT.
Meskipun komputasi awan telah meringankan banyak beban untuk mengelola solusi
IT ; Beberapa perusahaan masih melihat kegiatan outsource untuk manajemen IT ke penyedia lainnya. Mereka
mungkin tidak memiliki keahlian atau ketrampilan yang diperlukan untuk mengelolah
manajemen, tidak memiliki peralatan yang diperlukan. Atau mereka hanya lebih
suka tidak mengikat usaha mereka dalam hal-hal tersebut.
2.5.
Jenis Layanan Cloud Computing
Kata Cloud merujuk kepada suatu
simbol model pada dunia IT yang menggambarkan jaringan internet. Tidak semua
layanan pada internet yang dapat dikategorikan sebagai cloud computing. Ada setidaknya beberapa persyaratan yang
harus terpenuhi oleh suatu layanan berbasis internet untuk dapat diketagorikan
sebagai cloud computing yaitu :
1. Layanan tersebut harus bersifat on-demand.
Kebebasan dalam memilih salah satu
layanan yang disediakan oleh provider
kepada pengguna dan pengguna membayarnya berdasarkan apa yang mereka gunakan.
2. Layanan bersifat elastis / scalabel.
Elastisitas suatu layanan berbasis
internet harus dapat mengakomodasi dan memenuhi permintaan serta kebutuhan
pengguna kapan saja.
3.
Layanan yang tersedia sepenuhnya
dikelola oleh provider sedangkan pengguna hanya membutuhkan koneksi internet
untuk menggunakan layanan tersebut.
4. Layanan tersebut harus terukur.
Sumber daya cloud yang tersedia secara transparan harus dapat dioptimasi dan
terukur oleh pengguna untuk menjadi acuan dalam memenuhi kebutuhan pengguna.
Berdasarkan layanan, NIST (National Institute of Standards and
Technology ) membagi cloud computing dalam beberapa
tingkatan yang biasanya digunakan oleh pengguna.
1. Software as a Service (SaaS)
SaaS adalah layanan dari Cloud Computing dimana pelanggan dapat
menggunakan software (perangkat lunak) yang telah disediakan oleh cloud provider. Pelanggan cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan
dan bisa digunakan dengan baik. Contoh dari layanan SaaS ini antara lain
adalah:
- Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe
Creative Cloud, dsb.
- Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail, dsb.
- Layanan social network:
Facebook, Twitter, Tagged, dsb.
- Layanan instant messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk,
dsb.
Selain contoh di atas, tentu masih banyak lagi contoh yang lain. Dalam perkembangannya, banyak perangkat lunak
yang dulu hanya bisa dinikmati dengan menginstal aplikasi tersebut di komputer
kita (on-premise) mulai bisa dinikmatidengan layanan Cloud Computing.
Keuntungan dari SaaS ini adalah kita tidak perlu membeli lisensi software lagi.
Kita tinggal berlangganan ke cloud provider dan tinggal membayar berdasarkan
pemakaian.
2. Platform as a
Service (PaaS)
PaaS adalah layanan dari Cloud Computing kita bisa menyewa “rumah” berikut
lingkungannya, untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat. Pelanggan tidak
perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. Yang
penting aplikasi yang dibuat dapat berjalan dengan baik. Pemeliharaan “rumah”
ini (sistem operasi, network, database engine, framework aplikasi, dll) menjadi
tanggung jawab dari penyedia layanan. Sebagai analogi, misalkan ingin menyewa
kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang sudah disewa, tanpa peduli
bagaimana “perawatan” dari kamar dan lingkungan kamar. Yang terpenting adalah,
suasananya nyaman untuk digunakan. Jika suatu saat dibuat tidak nyaman, maka pelanggan dapat pindah ke
hotel lain yang lebih bagus layanannya.
Contoh penyedia layanan PaaS: Amazon Web Service, Windows Azure, dan
GoogleApp Engine
Keuntungan dari PaaS bagi
pengembang dapat fokus pada aplikasi yang sedang dikembangkan tanpa
harus memikirkan “rumah” untuk aplikasi, dikarenakan ahl tersebut sudah menjadi
tanggung jawab cloud provider.
3. Infrastructure as a Service (IaaS)
IaaS adalah layanan dari Cloud Computing sewaktu kita bisa “menyewa”
infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory, network, dsb). Dapat
didefinisikan berapa besar unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage),
memory (RAM), bandwidth , dan konfigurasi lainnya yang akan disewa. Untuk lebih
mudahnya, layanan IaaS ini adalah seperti menyewa komputer yang masih kosong.
Kita sendiri yang mengkonfigurasi komputer ini untuk digunakan sesuai dengan
kebutuhan kita dan bisa kita install sistem operasi dan aplikasi apapun
diatasnya. Contoh penyedia layanan IaaS : Amazon EC2, Rackspace Cloud, Windows
Azure, dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli komputer
fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut dapat diubah (scale up/scale
down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah
kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage, dsb. dengan segera.
Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai model cloud computing, perhatikan
gambar transformasi dari on-premise model ke cloud model dibawah ini:
Gambar 11.
Transformasi on-premise model ke cloud model
2.6. Model Penyebaran Komputasi
Awan / Deployment Model Cloud Computing
Setelah dijelaskan jenis jenis
layanan dari cloud computing diatas, perlu juga diketahui
Model penyebaran / deployment model dari cloud computing. Menurut
NIST (National Institute of Standards and
Technology ), ada empat deployment
model dari cloud computing.
1. Public
Cloud
Public
Cloud Adalah
layanan Cloud Computing yang disediakan untuk masyarakat umum. Pengguna bisa
langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang ada. Banyak layanan Public Cloud yang gratis dan ada juga yang perlu membayar untuk bisa menikmati
layanannya. Contoh Public Cloud yang gratis: GoogleMail, Facebook, Twitter,
Live Mail, dsb. Contoh Public Cloud yang berbayar: Sales Force, Office365,
GoogleApps, dsb.
Keuntungan penggunaan Public Cloud adalah pengguna tidak perlu
berinvestasi untuk merawat serta membangun infrastruktur, platform, ataupun aplikasi. Kita tinggal memakai secara gratis
(untuk layanan yang gratis) atau membayar sebanyak pemakaian (pay as you go). Dengan pendekatan ini,
kita bisa mengurangi dan merubah biaya Capex (Capital Expenditure)
menjadi Opex (Operational Expenditure).
Adapun kerugian dari penggunaan public
computing adalah penggunaannya sangat tergantung dengan kualitas layanan
internet (koneksi) yang kita pakai. Jika koneksi internet mati, maka tidak ada
layanan yang dapat diakses. Untuk itu,
perlu dipikirkan secara matang infrastruktur internetnya.
2. Private
Cloud
Private
Cloud Adalah
layanan cloud computing yang
disediakan untuk memenuhi kebutuhan internal dari organisasi / perusahaan.
Biasanya departemen IT akan berperan sebagai service provider
(penyedia layanan) dan departemen lain menjadi service consumer. Sebagai
service provider, tentu saja Departemen IT harus bertanggung jawab agar layanan
bisa berjalan dengan baik sesuai dengan standar kualitas layanan yang telah
ditentukan oleh perusahaan, baik infrastruktur, platform, maupun aplikasi yang
ada. Contoh layanan Private Cloud adalah
-
SaaS
: Web Application, Mail Server, Database Server untuk keperluan internal.
-
PaaS:
Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database yang untuk internal.
-
IaaS:
Virtual machine yang bisa di-request sesuai dengan kebutuhan internal.
Keuntungandari penggunaan privat cloud adalah menghemat bandwidth
internet ketika layanan itu hanya diakses dari jaringan internal. Proses bisnis
tidak tergantung dengan koneksi internet, akan tetapi tetap saja tergantung
dengan koneksi jaringan lokal (intranet). Adapun kerugian dari penggunaan private cloud adalah memerlukan investasi
besar, karena kita sendiri yang harus menyiapkan infrastrukturnya dan butuh tenaga
kerja untuk merawat dan menjamin layanan berjalan dengan baik.
3. Hybrid
Cloud
Hybrid
Cloud adalah
gabungan dari layanan Public Cloud dan Private Cloud yang
diimplementasikan oleh suatu organisasi / perusahaan. Dalam Hybrid Cloud ini, kita bisa memilih proses bisnis mana yang bisa
dipindahkan ke Public Cloud dan proses bisnis mana yang harus
tetap berjalan di Private Cloud. Contohnya: Perusahaan A menyewa
layanan dari GoogleApp Engine (Public
Cloud) sebagai “rumah” yang dipakai
untuk aplikasi yang mereka buat. Di negara tersebut ada aturan kalau data
nasabah dari sebuah perusahaan tidak boleh disimpan pada pihak ketiga. Untuk
menaati peraturan yang ada, data nasabah dari perusahaan A tetap disimpan pada
database mereka sendiri (Private Cloud), dan aplikasi akan melakukan
konektifitasnya ke database internal tersebut. Perusahaan B menyewa layanan
dari Office365 (Public Cloud). Karena perusahaan B tersebut
sudah mempunyai banyak user yang tersimpan di Active Directory yang
berjalan di atas Windows Server mereka (Private
Cloud), akan lebih efektif kalau Active Directory tersebut dijadikan identity untuk login ke Office365.
Keuntungan dari pengunaan hybrid cloud ini adalah keamanan data
terjamin karena data dapat dikelola sendiri (hal ini bukan berarti berarti bahwa
penyimpan data di public cloud tidak aman). Lebih leluasa untuk
memilih mana proses bisnis yang harus tetap berjalan di private cloud dan mana
proses bisnis yang bisa dipindahkan ke public
cloud dengan tetap menjamin integrasi
dari keduanya. Sedangkan kerugiannya adalah penggunaan untuk aplikasi yang
membutuhkan integrasi antara public cloud dan private cloud,
infrastruktur internet harus dipikirkan secara matang.
4.
Community Cloud
Community Cloud adalah layanan Cloud
Computing yang dibangun eksklusif
untuk komunitas tertentu, yang consumer-nya
berasal dari organisasi yang mempunyai perhatian yang sama atas
sesuatu/beberapa hal, misalnya saja standar keamanan, aturan, compliance, dsb. Community Cloud ini bisa
dimiliki, dipelihara, dan dioperasikan oleh satu atau lebih organisasi dari
komunitas tersebut, pihak ketiga, ataupun kombinasi dari keduanya.
Keuntungan penggunaan community cloud adalah bisa bekerja sama
dengan organisasi lain dalam komunitas yang mempunyai kepentingan yang sama. Melakukan
hal yang sama bersama-sama tentunya lebih ringan daripada melakukannya sendiri.
Dan kerugiannya adalah ketergantungan antar organisasi jika tiap-tiap organisasi
tersebut saling berbagi sumber daya.
2.7. Aspek Keamanan Teknologi Cloud Computing
Aspek Keamanan Cloud Computing
menyajikan banyak tantangan organisasi. Resiko keamanan data pada Cloud Computing yang disebutkan oleh George Reese, bahwa dalam praktiknya
user cloud computing memiliki
resiko yang mungkin dihadapi sebagai berikut:
·
Provider
penyedia jasa cloud computing mengalami kebangkrutan sehingga server berhenti
bekerja dan data hilang lalu tidak dapat dipertanggungjawabkan provider.
·
Pihak
lain (yang tidak ada hubungannya dengan user) melakukan penggugatan pada
provider jasa layanan cloud, yang kemudian memiliki hak akses kepada seluruh
server cloud dan mengancam kerahasiaan data user.
·
Kegagalan
pihak penyedia layanan cloud dalam melakukan perawatan infrastruktur dan fisik
akses kontrol.
Bila organisasi berpindah ke
layanan komputasi awan publik tentu infrastruktur sistem komputasi dikendalikan
oleh pihak ketiga yaitu Cloud Service
Provider (CSP) dan tantangan ini harus ditangani melalui inisiatif
manajemen. Inisiatif manajemen ini akan memerlukan gambaran jelas peran
kepemilikan dan tanggung jawab dari
CSP dan organisasi yang berperan
sebagai pelanggan. Dalam Presentasi yang dilakukan oleh Security Issues in Cloud Computing, Saurabh K Prashar menyatakan
bahwa masalah security merupakan masalah utama yang timbul dengan adanya
teknologi Cloud Computing. Dengan
adanya teknologi ini, keamanan data dari setiap user tidak dapat terjamin,
karena setiap data dan informasi yang dimiliki terdapat di Cloud atau di internet tepatnya. Hal ini menjadi isu utama dari
teknologi Cloud Computing . Seperti digambarkan di dalam diagram di
bawah, gambar tersebut merupakan hasil survey kepada beberapa orang dan mereka
menyatakan bahwa isu security terhadap teknologi Cloud Computing sangat besar.
Gambar 12. Perbandingan Permasalahan
dalam Teknologi Cloud Computing
(sumber
: http://teknik-informatika.com)
Dengan adanya aspek keamanan, dapat
mencegah danger atau bahaya dan
vulnerabilities atau aspek kerentanan terhadap suatu aplikasi yang mengadaptasi
teknologi Cloud Computing. Untuk
aspek danger yang dapat timbul dari
penggunaaan teknologi Cloud Computing
antara lain :
·
Disrupts Services, maksudnya adalah layanan
terganggu, biasanya hal ini terjadi karena faktor alam, karena cuaca yang
kurang baik sehingga koneksi tidak dapat berjalan dengan baik atau adanya
bencana alam yang membuat server penyedia layanan bermasalah dan tidak dapat
berjalan sebagaimana semestinya.
·
Theft of Information, hal inilah yang
akan dibahas secara lebih mendalam di dalam Paper ini. Pencurian data menjadi
isu yang cukup menarik, karena banyaknya cara-cara pencurian data seperti DoS (
Denial of Service) maupun tipe
pencurian data yang lain. Aplikasi dengan teknologi Cloud Computing merupakan aplikasi yang sangat rentan dengan
pencurian data. Hal ini karena data disimpan di server yang berada di internet,
sedangkan jaringan di internet sangat rentan untuk disadap atau dicuri.
·
Loss of Privacy.
Bahaya ini adalah dengan hilangnya Privacy
dari User atau pengguna karena
menyerahkan dokumen yang dianggap penting dan rahasia kepada pihak penyedia
pelayanan. Hal ini cukup membahayakan bila terjadi kebocoran data. Selain itu
hal – hal pribadi milik pengguna sudah tidak dapat terjamin lagi kerahasiannya.
·
Damage information . Data yang dimasukkan melalui jaringan internet dapat
rusak, hal ini karena koneksi jaringa yang kurang baik, sehingga data menjadi
corrupt dan juga tidak digunakan kembali. Hal ini cukup mengganggu bila data
yang rusak cukup banyak dan tidak memiliki back-up.
Keamanan Data dan Layanan Pencurian
data dalam teknologi Cloud Computing merupakan salah satu isu keamanan yang
cukup besar. Hal ini karena setiap hacker dapat menggunakan berbagai cara untuk
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dari suatu perusahaan tertentu. Ada
beberapa cara untuk dapat mencegah hal ini dapat terjadi. Beberapa cara
pencurian data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
-
Denial of Service
-
QoS Violation
-
IP Spoofing
-
Port Scanning
-
ARP Cache Attack
Keamanan untuk Cloud Computing dilakukan pada level – level seperti di bawah ini :
-
Server access security
-
Internet access security
-
Database / Datacenter access
security
-
Data privacy security
-
Program access Security
Setiap level di atas, harus
diberikan keamanan yang baik. Misal untuk server acces akan diberikan firewall
yang baik, agar tidak dengan mudah server ditembus oleh hacker. Secara khusus
akan dibahas mengenai keamanan di dalam datacenter access security. Data dapat dicuri secara fisik yaitu mengambil
data langsung ke pusat pata / data center maupun dapat mencuri dengan cara
hacking langsung ke dalam basis data. Untuk keamanan di dalam Sebuah data
center diperlukan beberapa hal untuk mencegah terjadinya pencurian informasi,
hal ini lebih kearah fisik untuk pengamanan data center. Pengamanan ini
dilakukan oleh pihak penyedia layanan.
Adapun prosedur keamanan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
-
Penggunaan
petugas keamanan yang profesional yang dilengkapi denga kamera pengawas dan
berbagai sistem keamanan yang lainnya.
-
Untuk
setiap petugas yang sudah tidak bertugas di dalam pusat data harus dihapus hak
aksesnya untuk dapat masuk ke dalam pusat data. Bila hal ini tidak dilakukan,
maka akan sangat dimungkin bila pencurian data dapat dilakukan.
-
Setiap
akses secara elektronik dan akses secara fisik ke dalam pusat data yang
dilakukan oleh pegawai harus dilakukan audit secara rutin. Hal ini dimaksudkan
agar perusahaan dapat mengetahui track
record dari setiap pegawai.
-
Digunakan
aplikasi untuk melakukan proses audit,hal ini dilakukan agar dapat mengetahui
bagaimana data disimpan, dijaga, digunakan dan data tersebut akan diverifikasi
dengan peraturan yang sudah ada.
Selain itu untuk keamanan sebuah
pusat data diperlukan tempat penyimpanan yang mudah dijangkau tetapi dengan
tingkat keamanan yang tinggi dan juga diperlukan sebuah Backup Storage. Sedangkan
untuk pengamanan dari segi digital, dapat digunakan beberapa cara sebagai
berikut :
-
Dapat
dibuat 1 buah server yang berada di Front-End. Server ini berfungsi untuk menjadi
server palsu, yang di dalamnya bukan berisi data asli milik Perusahaan Penyedia
Pelayanan, dapat dibuat juga beberapa server
storage seperti ini agar dapat
mengelabui para hacker yang akan
melakukan pencurian data.
-
Untuk
keamanan juga dapat digunakan authentifikasi yang berlapis. Hal ini dimaksudkan
agar keamanan dapat berlapis dan juga hanya beberapa user saja yang memiliki Privilledge khusus yang dapat mengakses Data Center
utama.
-
Dapat
menggunakan koneksi VPN ( Virtual Private
Network ), dimana antara Server
dan User dapat saling berhubungan di
dalam satu jalur saja. Jalur Khusus ini dapat membantu keamanan jaringan.
-
Diperlukan
juga satu layer khusus untuk Anti-Virus, hal ini juga dapat mencegah bila ada
penyusup yang akan masuk ke dalam aplikasi.
Gambar
13. Layer dalam VM dengan Teknologi Cloud
Computing
Untuk
mengatasi berbagai aspek keamanan data dalam teknologi cloud computing perlu dilakukan hal hal berikut ini.
a. Antisipasi ancaman keamanan
data
Sebelum
data benar-benar terancam keamanannya, dalam paper ISACA, dijelaskan beberapa
hal dari penyimpanan data pada cloud computing yang perlu diperhatikan, yaitu
:
1.
Perlu
usaha khusus dalam memilih penyedia jasa (provider)
cloud computing. Reputasi, sejarah dan keberlanjutannya harus menjadi
faktor untuk dipertimbangkan. Keberlanjutan adalah penting untuk memastikan
bahwa layanan akan tersedia dan data dapat dilacak dalam jangka waktu yang
lama.
2.
Provider cloud harus bertanggung jawab dalam hal penanganan informasi milik
user, yang merupakan bagian penting dari bisnis. Perlu diperhatikan ketika
kegagalan backup atau retrieval informasi terjadi, jangan
sampai availability dari informasi
dan kerahasiannya dipertaruhkan.
3.
Waktu
delay yang mungkin terjadi ketika pengembalian informasi setelah crash atau
insiden lainnya. Karena sifat dinamis dari cloud,
maka kinerja provider dalam melakukan
backup , respon dan pemulihan insiden
harus benar-benar teruji.
4.
Memastikan
tersedianya perlindungan hak milik intelektual dan kerahasiaan atas informasi
yang kita simpan pada media penyimpanan cloud.
b. Penanganan ancaman
keamanan data
Berdasarkan
beberapa skenario risiko yang dirangkum oleh George Reese, user cloud dapat
menanganinya dengan:
1.
Ketika
provider penyedia jasa layanan cloud mengalami down. Melakukan ofif-site
backup secara rutin. Off site
backup ini dapat dilakukan dengan
menyewa provider cloud kedua di luar penyedia layanan cloud yang digunakan. Sehingga jika terjadi sesuatu pada provider penyedia jasa layanan cloud, data tetap dapat diselamatkan.
2.
Adanya
pihak ketiga yang menggugat keberadaan cloud
dari provider yang disewa. Melakukan
enkripsi untuk data-data yang kita simpan dan menyimpan kunci enkripsi di luar cloud. Sehingga, walaupun server cloud disita, kerahasiaan data dapat tetap terjaga.
3.
Provider
gagal melakukan pengamanan jaringan. Hal penting yang harus dilakukan sebelum
user menentukan provider cloud adalah dengan memeriksa standar dan proses
keamanan jaringan yang mereka terapkan.
c. Enkripsi
Enkripsi
merupakan teknik pengamanan data yang sudah digunakan sebelum masa cloud computing dimulai.[Li, 2010]. Kini,
enkripsi menjadi salah satu cara pengamanan data yang disimpan pada cloud
computing terjaga dengan baik. Algoritma
one-time pada dapat digunakan untuk proses enkripsi pada sistem cloud
computing , dengan prinsip rancangan modifikasinya adalah membagi plainteks menjadi cipherteks dan kunci, lalu mendistribusikan kedua berkas tersebut
secara acak di cloud. Pengguna atau
pemakai diberikan akses alamat kedua file tersebut. Algoritma AES juga dapat
dipakai di cloud computing karena daya keamanannya yang tinggi dan efisien.
(Haris). Lain halnya dengan Craig Gentry yang membuat desain fully homomorphic encryption
yang bukan hanya memiliki sifat homomorfis
tapi juga sangat aman. Namun, desain yang diajukan Gentry sangat tidak praktis.
Semakin tinggi tingkat keamanannya, semakin banyak jumlah sirkuit operasi yang
dibutuhkan untuk mengenkripsi data, dan waktu prosesnya bisa membengkak.
d. Antivirus
Selain
itu, ada baiknya user berlangganan antivirus cloud. Pengamanan data tentu perlu
diantisipasi oleh user dan provider. User dapat melakukan pengamanan dari
serangan virus dengan menggunakan service antivirus yang disimpan pada cloud.
Beberapa perusahaan antivirus telah mengembangkan service antivirus untuk
cloud, diantaranya Panda, Symantec dan McAfee. Keunggulan antivirus cloud:
1. Menggunakan resource system pc yang
lebih sedikit, karena proses scanning dilakukan oleh cloud.
2. Bebas bandwidth. Proses updating
antivirus sudah dilakukan oleh cloud.
3. Antivirus selalu up to
date. Cloud selalu mengecek dan melakukan proses update secara berkala.
Namun ancaman tersebut
dapat diantisipasi dengan melakukan beberapa hal seperti.
-
memastikan
telah memilih provider pengada
layanan cloud computing yang memiliki standardisasi keamanan, recovery data, maupun backup rutin.
-
Melakukan
proses enkripsi data-data penting yang dimiliki dengan menyimpan kunci
dekripsinya di luar cloud.
-
Berlangganan
service antivirus cloud.
BAB III. PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa Teknologi Jaringan Cloud
Computing (Komputasi Awan) merupakan gabungan dari pemanfaatan teknologi
komputer (komputasi) dan pengembangan jaringan berbasis jaringan internet (di
awan / Cloud). Cloud computing merupakan
evolusi yang mengadopsi virtualization,
service-oriented architecture and utility
computing. Cloud computing
memungkinkan konsumen teknologi untuk memikirkan komputasi secara efektif
dengan biaya minimal dan dapat diandalkan. Hal lain yang juga tidak perlu lagi
dikhawatirkan oleh pengguna adalah tentang bagaimana membangunnya, cara
kerjanya, siapa yang mengoperasikan atau di mana harus meletakkannya.
Tulisan
Teknologi Jaringan pada Cloud Computing ini diharapkan bisa memberikan
gambaran awal bagi pembaca sekalian yang belum memahami mengenai Cloud Computing. Setelah Anda paham mengenai defenisi, sedikit tentang
sejarah, karakteristik, pengambangan elemen, jenis layanan, dan model
penyebaran / deployment model, sampai aspek keamanan dari cloud computing ini, Anda bisa mulai untuk mendalami sesuai dengan
ketertarikan masing-masing. Dalam perkembangannya banyak sekali penyedia
layanan SaaS, PaaS ataupun IaaS yang bisa Anda pertimbangkan untuk memenuhi
kebutuhan anda. Bagi end-user, Anda bisa mendalami bagaimana memakai
layanan SaaS sesuai dengan aplikasi yang Anda butuhkan karena tren ke depan
akan semakin banyak aplikasi yang biasa Anda gunakan di desktop akan ada di cloud. Untuk software developer dan software architect mulai sekarang Anda bisa mendalami bagaimana memanfaatkan
layanan PaaS untuk membuat aplikasi yang Anda buat berjalan di cloud. Anda cukup fokus kepada aplikasi
yang Anda buat, dan biarkan PaaS provider
memastikan “rumah” yang nyaman untuk aplikasi Anda. Jika Anda seorang SysAdmin, IT Pro Anda bisa mendalami
IaaS karena Anda yang akan menyiapkan dan memelihara infrastruktur dari cloud.
3.2.Saran
Penulis
menerima saran dan kritikan yang bermutu demi meningkatkan bobot isi tulisan
ini kedepannya, agar lebih berguna lagi nagi pembaca sekalian.
Referensi
1. Luchi Sulistyowati, Wiwin Sulistyo, Teguh Indra
Bayu. Implementasi Cloud Computing Sebagai Infrastructure as a
Service untuk Penyediaan Web Server http://ftiuksw.org/ejournal/hal/donlot.php?id_jurnal=111
2. Ahmad Ashari, Herri Setiawan. Cloud Computing
: Solusi ICT ? http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/article/download/736/277
3. Enda Esyudha Pratama. Kajian Keamanan Privasi Data
pada Cloud Computing. http://www.endaesyudha.com/elibrary/upload/23512102%20-%20ENDA%20ESYUDHA%20(REVISI).pdf
4. Norma Fitra Pusta Rahma, Adian Fatchur Rochim, S.T.,
M.T., Eko Didik Widianto, S.T., M.T. Analisis Implementasi Infrastructure as
a Service Menggunakan UBuntu Cloud Infrastructur https://blogmaknyus.files.wordpress.com/2013/10/implementasi-sso-single-sign-on-menggunakan-autentikas-ncsa-untuk-website-di-web-server.pdf.
5. Zuhri Ramadhan. Aspek Keamanan Pada Cloud
Computing. https://library.pancabudi.ac.id/jurnal_files/592246a06bf5c103a9dc34c41e09f353fd74e6fb_5._Zuhri_Ramadhan.pdf
6. Idham Khaliq. Implementasi Cloud Computing
dengan Keamanan SSL (Secure Socket Layer). http://news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2014/09/Jurna_IdhamKhaliq_ImplementasiCloudComputingDenganKeamananSSL.pdf
7. Herwin Anggeriana, S.Kom, M.Kom. Cloud Computing (Komputasi
Awan). https://jenmiramangngi.files.wordpress.com/2012/12/bookofcloudcomputing-120918104323-phpapp01.pdf
8. Alex Budiyanto. Pengantar Cloud omputing. http://www.cloudindonesia.or.id/wp-content/uploads/2012/05/E-Book-Pengantar-Cloud-Computing-R1.pdf
9. Oktariani Nurul Pratiwi. Analisis Keamanan Aplikasi
Penyimpanan Data Pada Sistem Cloud Computing. http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CLiteraturKelabu%5CLCC-14.pdf
ReplyDeleteExcellent Blog I like your blog and It is very informative. Thank you
Puppet Course Online
selenium online training
Linux Online Training